Serahkan Perniagaan KepadaYang Berhak
Anda telah menjual diri anda kepada Allah Azza wa jalla. Dihadapan anda tidak ada pilihan lain selain menyerahkan apa yang telah anda jual kepada yang telah membelinya.
“Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan jannah ( at-Taubah :111)
Apabila pembeli telah menerima barang yang dijual maka dia berhak berbuat sesukanya dan menempatkannya sesukanya. Jika dia ingin, dia bisa meletakkannya di istana, bisa juga dia meletakkannya dipenjara. Jika dia ingin dia bisa memakaikan baju terindah kepadanya, bisa juga dia menjadikannya baju yang sama sekali tidak indah dipandang oleh mata manusia. Jika dia ingin dia bisa memanjangkan umurnya, bisa juga dia menggantungkan pada tiang gantungan, atau dikuasakan atasnya musuhnya lalu musuh itu membunuhnya, atau mencincangnya.
Apakah baik jika seseorang yang telah menjual seekor kanmbing lalu ia marah kepada orang yang telah membelinya, disaat orang itu menyembelihnya. Pantaskah jika hatinya gundah karenanya ?
Belum pernahkah anda dengar tentang singa Allah dan singa Rasulnya, Hamzah bin Abdul mutholib ? Perutnya telah dirobek, Hatinya telah dikeluarkan. Dan ia pun dicincang! Demikian pula halnya dengan para sahabat Nabi yang menjadi syuhada’dalam perang uhud. Perut mereka dirobek, hidung dan telinga mereka diiris, bahkan Hindun binti Utbah dan wanita-wanita Quraisy yang hadir bersamanya menjadikan hidung dan telinga para sahabat sebagai kalung dan gelang bagi mereka. Hindun binti Utbah telah menyerahnkan gelang kaki, kalung, dan perhiasannya kepada Wahsyi, sang pembunuh Hamzah sebagai balasan atas apa yang telah dilakukannya.
Atau bahkan, belum pernahkah anda dengar apa yang menimpa Rasulullah Saw saat perang Uhud ? Pipi dan wajah beliau yang mulia terluka. Sebiji gigi depan beliau pecah. Dan beliau hidup dari satu cobaan kepada cobaan yang lainnya.
Benarlah perkataan Ibnu al-Jauziy, Bukankah Sekelas Rasul Saw pun perlu untuk mengucapkan, Siapa yang mau melindungiku ? Siapa yang mau menolongku ? Bukankah beliau perlu untuk memasuki kota mekkah ditemani seorang kafir, bukankah beliau menyarungkan senjata dan meyimpannya di balik punggung, bukankah sahabat-sahabat beliau banyak yang terbunuh, bukankah beliau dilecehkan oleh orang-orang yang baru masuk islam, bukankah beliau pernah mengalami kelaparan, dan beliau tetap teguh, tetap tidak bergeming ? Lalu beliau pernah merasakan beratnya kelaparan, sampai-sampai beliau mengambil batu dan mengikatnya di perut ?
Padahal Allah adalah pemilik pintu-pintu langit dan bumi ? Bukankah sahabat-sahabat beliau terbunuh, wajah beliau terluka, gigi depan beliau pecah, paman beliau dicincang dan beliau tetap diam ? Lalu beliau diberi rizki anak laki-laki, namun tak berselang lama anak kesayangan itu direngut dari beliau ? Lalu terhibur dengan Hasan dan Husein, tetapi segera diberitahu tentang apa yang akan menimpa keduanya .
Beliau sangat menyayangi Aisyah, lalu diguncangkan kehidupannya dengan kabar tuduhan zina. Beliau berusaha menampakan mukjizat, namun dihadang oleh Musailamah, al-insiy, dan Ibnu Shayyad. Datang kepada beliau Jibril yang terpercaya, namun kaumnya mengatakan, tukang sihir yang pendusta. Lalu dijadikanlah beliau merasakan sakit seperti yang dirasakan oleh dua orang, dan beliau tetap diam, sabar dan tenang. Jika dikabarkan tentang keadaannya, beliau pun mengajarkan kesabaran. Lalu kematian datang, ruh beliau yang mulia terangkat, sementara jasad terbujur diatas kain usang dan sarung yang kasar, keluarga beliau tidak memiliki minyak untuk menyalakan lampu walau untuk malam itu saja.
Saudaraku, cobalah untuk merenungkan kehidupan para Nabi dan Rasul. Mereka adalah manusia-manusia pilihan. Merekalah yang paling mulia disisi pencipta dan paling dicintai oleh-Nya. Meski begitu, Ibrahim telah dilempar kedalam api, zakaria telah digergaji, yahya telah disembelih, Ayyub berada dalam ujian bertahun-tahun yang membinasakan harta dan anak-anaknya, Yunus terpenjara dalam perut ikan paus, Yusuf diremehkan dan dijual dengan harga murah, lalu menetap dipenjara beberapa tahun. Semua itu, mereka ridla terhadap takdir Allah, ridla terhadapnya, pelindung mereka yang sebenarnya.
Kepedihan Akan Sirna, Pahala Yang Tersisa
Ketahuilah wahai saudaraku- semoga Allah merahmati kita semua-sungguh anda akan menemui masa-masa yang sulit, masa-masa yang melelahkan, dan berbagai ujian, padahal anda tengah tengah berjalan di atas jalan kebenaran dan disibukan oleh berbagai aktifitas dalam islam. Apabila anda teguh diatas kebenaran dan sabar menghadapi berbagai ujian, niscaya kepedihan akan sirna, kelelahan akan hilang, dan yang tersisa bagi anda adalah ganjaran dan pahala. Insya Allah Tidaklah anda lihat, seseorang yang menunaikan syaum di hari yang sangat panas, bukankah lapar dan dahaganya sirna seketika saat setetes air melewati kerongkongan seraya mengucapkan doa yang diajarkan oleh nabi, yang artinya :
“Telah sirna haus dahaga, telah basah kerongkongan, dan telah tetap pahala insya Allah.”
Begitupun bersamaan dengan langkah pertama anda di dalam surga akan hilang segala kelelahan yang pernah anda rasakan, segala keresahan yang menimpa anda, dan segala luka yang anda dapatkan di jalan Allah. Akan dikatakan kepada anda, “Adakah kamu lihat sesuatu yang tidak mengenakan ?”Lalu anda menjawab-setelah anda merasakan sekejap saja nikmatnya surga, “Demi Allah, tidak wahai Rabbi !Aku tidak melihat sesuatupun yang tidak mengenakan. “
Kelelahan dan kepedihan anda telah usai. Semuanya telah berubah menjadi kegembiraan, kesejahteraan, dan kesenangan. Ganjaran dan pahala telah nyata bagi anda, dan Allah akan menambahkan lagi dari karunianya. Juga, dia akan memuliakan anda dengan kemuliaan sesuai dengan kemuliaan dan kepemurahannya. Disaat itulah anda akan berandai-andai jika saja usaha anda dijalan Dien ini lebih banyak dan lebih banyak lagi. Jika saja bangun anda di waktu malam karena Allah lebih dan lebih banyak lagi. Jika saja kepergian anda menjauhi dunia lebih banyak lagi. Jika saja pengorbanan anda dijalan Allah lebih dan lebih.
Bahkan anda berandai-andai-seperti seorang yang syahid-,andai saja, anda dikembalikan ke dunia dan terbunuh dijalan Allah, lalu dihidupkan, lalu terbunuh, lalu dihidupkan, lalu terbunuh lagi, disebabkan anda telah menyaksikan karunia dan kemuliaan yang dianugrahkan oleh Allah kepada para syuhada.
Bahkan anda berandai-andai-seperti seorang yang syahid-,andai saja, anda dikembalikan ke dunia dan terbunuh dijalan Allah, lalu dihidupkan, lalu terbunuh, lalu dihidupkan, lalu terbunuh lagi, disebabkan anda telah menyaksikan karunia dan kemuliaan yang dianugrahkan oleh Allah kepada para syuhada.
0 comments:
Post a Comment