
Hidup, yang bagi banyak orang sebagai suatu yang serius, sebagai suatu yang hebat dan menjadi satu-satunya tujuan, namun pada ayat diatas hanya dianggap sebagai suatu permainan dan senda gurau. Suatu penggambaran yang berkebalikan. Terdapat sudut pandang yang berbeda.
Apakah karena diumpamakan sebagai senda gurau terus kita bisa hidup sebebasnya? Tentunya tidak demikian, bahkan justru sebaliknya. Kita harus lebih berhati-hati memainkan peran dalam hidup ini, karena apa yang telah dan sedang dilakukan semuanya harus dipertanggungjawabkan dihadapan sang khalik. kapan? nanti pada kehidupan yang sesungguhnya, akhirat. Jadi kehidupan yang sesungguhnya adalah akhirat nanti.
Kita tidak bisa lagi kembali pada masa lalu. Hidup harus berlanjut. Apapun yang telah kita lakukan semuanya harus dipertanggung jawabkan. Hidup adalah permainan yang harus dipertanggung jawabkan. Itulah mengapa pada judul tulisan ini diberi judul Terrible Joke.
Bagi orang-orang yang hidup sesuai dengan kehendak sang khalik maka pertemuan dengan-nya adalah sebuah penantian. Pada masa Rasulullah saw dahulu kita mendapatkan bahwa para sahabat begitu inginnya bertemu dengan sang khalik sehingga kematian bukanlah sesuatu yang ditakuti, bahkan bisa sebaliknya.
Hal seperti ini bisa jadi kontras dengan apa yang terjadi hari ini. Kehidupan dunia menunjukan kehingarbingaran yang seolah-olah inilah hidup yang sesungguhnya. Begitu banyak orang yang terkecoh dan meletakan kecintaan kepada dunia ini melebihi kecintaan kepada kampung yang sesungguhnya.
Lebih meyedihkan lagi sebagian yang ada di dalamnya adalah orang-orang Islam yang secara kuantitas sangat banyak tapi hampir tidak punya energi lagi untuk mengemban tanggung jawab sebagai pemegang amanah agar Islam dimenangkan lagi diatas dien-dien yang lain,
*( dien menutut Al Quran lihat Qs.12:76 -> Undang-Undang, 1:4 -> Pembalasan/hukuman, 56:86-> Kekuasaan, 9:122 -> Ketaatan, Jadi Dienul Islam adalah Sistem yang memiliki aturan, tata cara dalam semua aspek kehidupan yang datang dari Allah SWT dan akan membawa kepada keselamatan yang menuntut ketundukan dan kepatuhan (penyerahan totalitas) dari pemeluknya (umat islam)". (Qs. 16:89-90, 45:18, 3:83-85).*
sebagaimana ayat berikut :
"Dialah yang mengutus Rasulnya dengan membawa petunjuk dan dien yang benar agar dia memenangkannya diatas segala dien meskipun orang-orang musyrik benci ( 61:9 )
Akhirnya kami ingin sampaikan bahwa hidup memang pilihan. Setiap orang bebas untuk menentukan pilihan. Berusahalah setepat mungkin dalam mengambil keputusan, karena niat baik saja tidak cukup. Semoga bagi mereka yang senantiasa berharap pertemuan dengan Allah di kampung akhirat nanti memperoleh apa yang diinginkan. Berikut janji Allah bagi mereka :
"Barang siapa yang mengharap pertemuan dengan Allah, maka sesungguhnya waktu (yang dijanjikan) Allah itu, pasti datang. Dan Dia-lah yang maha mendengar lagi maha mengetahui". ( 29:5 )
________________
Oleh Ust. Alwi & Ust. Adi
0 comments:
Post a Comment