
economic recessionSebuah resesi merupakan penurunan yang signifikan dalam aktivitas yang meluas di seluruh perekonomian, yang biasanya tampak pada produksi, tenaga kerja, pendapatan riil, dan indikator lainnya," sebut Komite Siklus Bisnis pada Biro Nasional Riset Ekonomi (NBER) AS, dikutip dari AFP, Selasa (2/12/2008). Komite ini mengidentifikasi bahwa Desember 2007 sebagai bulan puncak aktivitas ekonomi dan setelah itu mengalami penurunan yang berakibat perekonomian masuk dalam kualifikasi resesi.
NBER merupakan sebuah lembaga para ekonom swasta nonprofit yang berbasis di Cambridge, Masachusetts. Ekonom anggota Komite yang terlibat dalam penilaian mengenai resesi ini yaitu Robert Hall (Stanford), Martin Feldstein (Harvard), Jeffrey Frankel (Harvard), dan James Poterba (MIT).
Penyebab utama dari kehancuran ekonomi di AS ini adalah ketidakmampuan pemerintah untuk menanggung biaya perang yang dilancarkan oleh Presiden Bush, meski pemerintah AS berupaya kuat menyembunyikan sebab utama ini dari rakyat. Setidaknya hal ini dikatakan oleh seorang petinggi militer Iran dan mantan wakil presiden Bank Dunia AS. Bahkan beberapa petinggi organisasi Al Qaida telah memprediksi kejatuhan ekonomi Amerika, sejak Bush gemar membuat musuh dengan negara lain dan diakhiri dengan serangan militer.
Josep Stiglitz pemenang hadiah nobel dan mantan wakil presiden Bank Dunia mengatakan, biaya perang AS di Irak lebih besar 50 sampai 60 kali lipat dari perkiraan pemerintah Bush pada tahun 2003. Biaya perang yang besar ini, menurut Stiglitz, menjadi penyebab utama krisis perbankan di AS yang memicu krisis keuangan global. Ironisnya, para pejabat Bush selama ini selalu menghindari penggunaan kata resesi. Mereka lebih suka menyebut bahwa ekonomi AS sedang mengalami penurunan.
"Pengeluaran AS untuk perang Irak adalah penyebab tersembunyi dari krisis perkreditan di AS. Bank sentral AS merespon kekeringan dana yang digunakan secara besar-besaran untuk perang, dengan membanjiri perekonomian AS dengan kredit-kredit murah," kata Stiglitz. Sementara itu petinggi militer Iran, Mayor Jenderal Yahya Rahim-Safavi menilai kondisi perekonomian AS adalah buntut dari perang AS di Irak dan Afghanistan.
Kini, kondisi ekonomi AS yang lemah, telah membuat AS seperti macam lumpuh yang berusaha untuk tampak garang. Sehebat apapun dia mengaum, yang ada hanyalah sikap acuh dan membuang muka.(far/MD/bbs)
0 comments:
Post a Comment