Memprihatinkan memang, tapi sebagaimana dikatakan Deputy Executive General Manager Telkom Divre V Jatim, M. Warif Maulidy, ini adalah realita yang ada di depan kita.
Warif mengungkap keberadaan 600 juta situs seks itu dalam talk show bertema “Internet Sehat Bermanfaat” yang digelar di kantor Telkom Jl Mergoyoso, Senin (30/3). Di hadapan ratusan siswa dan guru perwakilan SMP-SMA se-Surabaya, dia juga menyampaikan tentang pentingnya penggunaan internet. Kata dia, saat ini pengaksesan internet sudah bisa dilakukan di mana saja.
Menanggapi banyaknya situs seks di internet, Wakil Gubernur Jatim, Saifullah Yusuf yang hadir di acara tersebut juga mengaku prihatin. Kondisi dan realita semacam ini tidak bisa dicegah dengan cara apapun. “Sungguh angka yang fantastis. Tapi mau bagaimana lagi, sebab seks sudah menjadi bagian dari kehidupan,” tukasnya.
Selain itu, jika gambar pada internet terdapat wajah baru, semua orang pasti akan menggemarinya. Pasalnya semua orang sangat senang hal yang baru. Dan ini dinilainya masih manusiawi. “Tak peduli apakah itu lulusan umum, pondok pesantren dan lain sebagainya, semua pasti ingin lihat yang baru. Apalagi ada gambar yang sifatnya menimbulkan suatu rangsangan atau buka-bukaan, pasti semuanya malah penasaran ingin tahu,” ungkap mantan menteri negara percepatan daerah tertinggal tersebut.
Meski begitu, ia meminta agar para pengguna internet tidak menyalahgunakannya dengan membuka situs-situs porno. Kata Gus Ipul (panggilan akrabnya, red), perhatian dari orangtua dan guru sangat berperan penting dalam mendidik anak ataupun siswanya.
Diakui selaku wagub pihaknya tidak bisa serta-merta menghentikan peredaran situs porno. Sebab yang mengatur itu bukan pemerintah provinsi, melainkan regulasi dari Departemen Komunikasi dan Informasi. “Sudah ada bagian tersendiri di pemerintah pusat yang menanganinya. Yang penting, bagaimana kita membangun kesadaran. Toh orang melihat kan belum tentu untuk ditiru, meskipun itu sangat tidak bagus,” tuturnya.
Secara terpisah, pengamat sosial Drs Bagong Suyanto, MSi mengatakan, maraknya situs seks di jagad maya tak bisa dicegah atau dihentikan. Sebab, peredarannya sangat mudah diakses di mana saja dan tidak butuh biaya mahal. “Inilah yang membuat siswa atau remaja saat ini dilanda dilema. Di satu sisi, kalau tidak mengakses internet nanti dikatakan gagap teknologi (gaptek). Di sisi lain, kalau diakses akan menimbulkan risiko berbahaya,” ujarnya, Selasa (31/3) pagi.
Dikatakan, siswa sekarang merupakan generasi yang masih sangat familiar dengan dunia maya. Persoalannya, ternyata tidak selalu harus dengan regulasi memadai untuk mencegah sesuatu yang sebetulnya belum diperbolehkan untuk kalangan pelajar itu. “Dampaknya terhadap para siswa memang tidak langsung, tergantung bagaimana keluarga dan guru di sekolah memerhatikannya. Yang dikhawatirkan justru, jika siswa atau remaja itu usai mengakses situs dewasa kemudian menyebarluaskan ke rekan-rekan sesamanya. Ini dampaknya bisa lebih buruk,” jelas dosen FISIP Unair ini.
Selain memerhatikan dan mengingatkan, orangtua atau guru selalu pendidik harus bisa menawarkan informasi dan situs lain yang tidak kalah menariknya dengan situs khusus dewasa itu. “Mungkin bisa dengan situs yang menginformasikan isu-isu ngetren atau sesuatu penting yang terjadi saat ini,” ucapnya.
"Berberapa fakta diatas, bisa jadi hanya sebagian kecil saja data yang terungkap.Artinya budaya permisifisme telah menjangkiti masyarakat kita,sehingga dibutuhkan pilar penjaga masyarakat untuk membentengi umat dari budaya barat yang serba boleh," Ungkap Hari seorang aktivis pemuda ketika menanggapi fakta ini.
Lebih lanjut Dia juga mengatakan pilar yang dimaksud adalah Ketaqwaan Individu,Control Social artinya ada peran aktif masyarakat sebagai bentuk amar ma'ruf nahi munkar dan yang ke tiga adalah peran Negara, negara yang mampu melindungi rakyatnya dari budaya yang merusak melalui kebijakan yang ditelurkan.
Selain itu Dia juga mengatakan bahwa RUU Pornografi tidak berjalan efektif.Hal ini mungkin disebabkan pendifinisian pornografi yang masih berbeda-beda.Sehingga mungkin saja RUU Pornografi tidak menyetuh ranah ini.[muslimdaily.net/rofx/sp]
0 comments:
Post a Comment