Anggota militer AS rupanya tidak sepatriotik seragamnya. Jumlah kasus pemerkosaan di lingkungan militer jauh lebih tinggi dari kasus di masyarakat sipil
Hidayatullah.com--Seperti halnya bunuh diri, tingkat kasus serangan seksual di lingkungan militer AS sekarang ini melebihi dari jumlah kasus yang terjadi di masyarakat umum.
Sebuah laporan Pentagon awal tahun ini mendapati, satu dari tiga orang prajurit wanita mendapatkan serangan seksual paling sedikit satu kali selama ia bertugas.
Sebanyak 33% persen dari hampir 3.000 kasus yang dilaporkan tahun lalu, merupakan kasus pemerkosaan atau penyerangan yang parah.
"Rape in The Ranks: The Enemy Within" adalah sebuah film dokumenter yang menyoroti kasus yang terjadi pada tiga orang prajurit wanita korban perkosaan atau serangan seksual lainnya.
Salah seorang korban, Tina Priest, ditemukan tewas di Iraq pada Maret 2006, hanya beberapa pekan setelah ia menuduh seorang prajurit laki-laki memperkosanya.
Keluarganya diberitahu bahwa ia bunuh diri, tapi mereka tidak percaya. Menurut mereka, Tina kemungkinan telah dibunuh karena dia mengadukan kasus pemerkosaan terhadap dirinya.
Jurnalis Prancis yang juga si pembuat film, Pascale Bourgaux berbicara kepada Democracy Now! mengengenai film dokumenter tersebut, yang ditayangkan premiernya pada Senin lalu di Festival Film Independen.
"Keluarga itu masih mencari kebenaran, sebab mereka yakin bahwa Tina tewas bukan karena melakukan bunuh diri. Tapi kasusnya dihentikan," kata Bourgaux.
Masih ada tiga kasus
"Ada Suzanne. Dia diperkosa oleh komandannya. Ia desersi. Dia menolak kembali ke Irak agar bisa melepaskan diri dari komandannya. Lalu ia dimasukkan ke penjara."
"Kemudian ada Jessica. Dia diperkosa dua kali, di AS dan di Korea. Ia lantas keluar dari ketentaraan, karena itu satu-satunya jalan untuk bebas," tambah Bourgaux.
Ada juga Stephanie, seorang veteran. Ia terlalu takut untuk bertindak setelah ia mendapatkan serangan seksual. Wanita itu juga kehilangan suaminya, yang bunuh diri setelah bertugas di kemiliteran.
Dalam film itu Stephanie berkata, "Saya diserang secara seksual. Dan ketika saya mencari seseorang untuk menceritakan tentang hal itu, karena saya mengalami pendarahan yang parah, saya bertemu dengan seorang wanita. Ia anggota militer berpangkat tinggi. Dia berkata kepada saya bahwa saya bodoh sekali karena saya membiarkan hal itu terjadi."
"Dia berulang kali mengatakannya. Dan dia bertanya kepada saya, bagaimana mungkin sampai saya tidak tahu bahwa hal seperti itu sangat mungkin terjadi. Dia menyalahkan saya," cerita Stephanie. [di/wtn/www.hidayatullah.com]
0 comments:
Post a Comment