JAKARTA (Arrahmah.com) - Dari 3 pasang capres/cawapres yang akan berlaga di Pilpres 2009, tak ada satu pun tokoh yang berlatar belakang parpol atau organisasi Islam. Hal ini dinilai sebagai kegagalan parpol Islam menggalang kekuatan.
"Koalisi yang ada tidak mencerminkan kekuatan Islam. Meskipun umat Islam mayoritas, namun aktualitasnya minoritas," kata pengamat politik dari UI Lili Romli, Jumat (15/5).
Menurut Lili, hal ini berbeda dengan kontestasi Pilpres 2004. Saat itu hampir setiap pasangan mengandung unsur tokoh Islam. Sebut saja Amien Rais-Siswono, Mega-Hasyim, dan Wiranto-Gus Solah.
Karena hingga saat ini tak ada satupun tokoh Islam yang bakal maju, maka Lili menilai parpol Islam tak lagi punya kesempatan di pilpres ini. Sebab waktu yang tersedia tinggal hari besok.
"Nggak ada waktu lagi, sangat sempit. Tidak akan ada peluang. Satu-satunya jalan adalah tetap gabung dengan Partai Demokrat," kata Lili.
Memang paradoks ketika sebuah partai Islam masuk ke dalam parlemen. Parameter kemampuannya hanya akan dilihat dari dapat atau tidaknya kursi kekuasaan dalam pemerintahan. Sedangkan siapapun tahu bahwa parlemen adalah sebuah sistem, terorganisir, dan punya rule of the game yang tidak mungkin membiarkan apapun yang akan membahayakan ideologi sekular yang saat ini tengah bercokol dan menguasai semua sendi kehidupan.
Dan sepertinya Lili dan semua partai politik Islam yang ikut pemilu harus tahu, bahwa kemampuan dan kekuatan partai Islam hanya bisa dilihat dari kemauan dan konsistensinya untuk mengikuti syariat yang telah Allah tetapkan, tanpa sedikitpun mencederainya.
"Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa dia sungguh- sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembah-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik." (QS. An Nuur [24]:55).
(Althaf/arrahmah.com)
"Koalisi yang ada tidak mencerminkan kekuatan Islam. Meskipun umat Islam mayoritas, namun aktualitasnya minoritas," kata pengamat politik dari UI Lili Romli, Jumat (15/5).
Menurut Lili, hal ini berbeda dengan kontestasi Pilpres 2004. Saat itu hampir setiap pasangan mengandung unsur tokoh Islam. Sebut saja Amien Rais-Siswono, Mega-Hasyim, dan Wiranto-Gus Solah.
Karena hingga saat ini tak ada satupun tokoh Islam yang bakal maju, maka Lili menilai parpol Islam tak lagi punya kesempatan di pilpres ini. Sebab waktu yang tersedia tinggal hari besok.
"Nggak ada waktu lagi, sangat sempit. Tidak akan ada peluang. Satu-satunya jalan adalah tetap gabung dengan Partai Demokrat," kata Lili.
Memang paradoks ketika sebuah partai Islam masuk ke dalam parlemen. Parameter kemampuannya hanya akan dilihat dari dapat atau tidaknya kursi kekuasaan dalam pemerintahan. Sedangkan siapapun tahu bahwa parlemen adalah sebuah sistem, terorganisir, dan punya rule of the game yang tidak mungkin membiarkan apapun yang akan membahayakan ideologi sekular yang saat ini tengah bercokol dan menguasai semua sendi kehidupan.
Dan sepertinya Lili dan semua partai politik Islam yang ikut pemilu harus tahu, bahwa kemampuan dan kekuatan partai Islam hanya bisa dilihat dari kemauan dan konsistensinya untuk mengikuti syariat yang telah Allah tetapkan, tanpa sedikitpun mencederainya.
"Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa dia sungguh- sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembah-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik." (QS. An Nuur [24]:55).
(Althaf/arrahmah.com)
0 comments:
Post a Comment